SERAT
KASAR :
Serat
adalah zat non gizi, ada dua jenis serat yaitu serat makanan (dietry fiber) dan
serat kasar (crude fiber). Peran utama dari serat dalam makanan adalah pada
kemampuannya mengikat air, selulosa dan pektin. Dengan adanya serat, membantu
mempercepat sisa-sisa makanan melalui saluran pencernaan untuk disekresikan
keluar. Tanpa bantuan serat, feses dengan kandungan air rendah akan lebih lama
tinggal dalam saluran usus dan mengalami kesukaran melalui usus untuk dapat
diekskresikan keluar karena gerakan-gerakan peristaltik usus besar menjadi
lebih lamban.
Serat
makanan didefinisikan sebagai sisa-sisa skeletal sel-sel tanaman yang tahan
terhadap hidrolisa oleh enzim-enzim pencernaan manusia. Serat
makanan sering juga disebut sebagai ”unavailable carbohydrate” sedangkan yang
tergolong sebagai ”available carbohydrate” adalah gula, pati dan dekstrin,
karena zat-zat tersebut dapat dihidrolisa dan diabsorpsi manusia, yang kemudian
di dalam tubuh diubah menjadi glukosa dan akhirnya menjadi energi atau disimpan
dalam bentuk lemak. Serat makanan ini terdiri dari dinding sel tanaman yang
sebagian besar mengandung 3 macam polisakarida yaitu sellulosa, zat pektin dan
hemisellulosa. Selain itu juga mengandung zat yang bukan karbohidrat yakni
lignin (Piliang dan Djojosoebagio, 2002).
Serat
makanan tidak sama pengertiannya dengan serat kasar (crude fiber). Serat kasar
adalah senyawa yang biasa dianalisa di laboratorium, yaitu senyawa yang tidak
dapat dihidrolisa oleh asam atau alkali. Di dalam buku Daftar Komposisi Bahan
Makanan, yang dicantumkan adalah kadar serat kasar bukan kadar serat makanan.
Tetapi kadar serat kasar dalam suatu makanan dapatdijadikan indeks kadar serat
makanan, karena umumnya didalam serat kasar ditemukan sebanyak 0,2 - 0,5 bagian
jumlah serat makanan.
Metode
uji kualitatif yang biasa dipakai untuk menguji serat kasar adalah dengan
pereaksi Schweltzar (kupra – ammonium – hidroksida), karena selulosa adalah
suatu zat yang berwarna putih dan tidak larut dalam hampir semua pelarut. Pada
analisa penentuan serat kasar diperhitungkan banyaknya zat – zat yang tidak
larut dalam asam encer atau basa encer dengan kodisi tertentu.
SERAT
PANGAN
:
Serat
pangan adalah bagian dari makanan yang tidak dapat dicerna oleh enzim manusia,
sehingga tidak digolongkan sebagai sumber zat gizi. Serat makanan meliputi
selulosa, hemiselulosa, pelitin, gum, lignin. Meskipun tidak dapat dicerna oleh
enzim pencernaan, tetapi bakteri flora saluran pencernaan terutama dalam
kolondapat merombak serat tersebut. Sumber utama serat makanan adalah
sayur-sayuran dan buah-buahan, serta biji-bijian dan kacang-kacangan. Jumlah
serat makanan yang harus dikonsumsi oleh orang dewasa adalah 20-35 gram/hari
atau 10-15 gram/1000 kkal menu.
Serat
pangan sering dibedakan atas kelarutannya dalam air. Serat pangan total (TDF
atau Total Dietery Fiber ) terdiri dari komponen serat makanan larut air
(Selulable Dietery Fiber atau SDF) dan serat makanan yang tidak larut air
(Insolulable Dietery Fiber). SDF adalah serat makanan yang dapat larut dalam
air hangat atau panas, serta dapat terendapkan oleh air:etanol dengan
perbandingan 1:4. Sedangkan IDF diartikan sebagai serat pangan yang tidak larut
dalam air panas atau dingin. Serat yang tidak larut dalam air adalah komponen
struktural tanaman, sedangkan yang tak larut adalah komponen non struktural.
Serat yang tidak larut air banyak terdapat pada kulit gandum, biji-bijian,
sayuran dan kacang-kacangan. Serat yang larut dalam air biasanya berupa gum dan
pektin.
Pektin
dan gum merupakan turunan dari gula yang biasa terdapat pada tanaman jumlahnya
kecil dibanding dengan karbohidrat lain.pektin dibentuk oleh satuan-satuan gula
dan asam galakturonat yang lebih banyak daripada gula sederhana, biasanya
terdapat pada sayuran dan buah-buahan.pektin larut dalam air terutama dalam air
panassehingga dalam bentuk larutan koloidal akan berbentuk pasta. Jika pektin
dalam larutan ditambah dengan gula dan asam akan terbentuk gel. Prinsip inilah
yang digunakan dalam pembentukan gel dalam pembuatan selai dan jeli buah-buahan
Serat
pangan yang tidak larut (IDF) bermanfaat untuk mengatasi sembelit, mencegah
kanker terutama kanker kolon dan mengontrol berat badan. Serat makanan
mempunyai daya serap air yang tinggi adanya serat makanan dalam feses
menyebabkan feses dapat menyerap air yang banyak sehingga volumenya menjadi
besar dan teksturnya menjadi lunak. Adanya volume feses yang besar akan
mempercepat kontraksi usus untuk lebih cepat buang air-waktu transit makanan
pada kolon lebih cepat. Volume feses yang besar dan tekstur yang lunak dapat
mengencerkan senyawa karsinogenik yang terkandung di dalamnya, sehingga
konsentrasinya jauh lebih rendah dengan demikian akan terjadi kontak antara zat
karsinogenik dengan konsentrasi yang rendah dengan usus besar, dan kontak ini pun
terjadi dalam waktu yang cukup singkat sehingga tidak memungkinkan terjadinya
sel-sel kanker.
Langkah
– langkah yang dilakukan dalam analisa adalah :
1)
Deffating, yaitu menghilangkan lemak
yang terkandung dalam sample menggunakan pelarut lemak.
2)
Digestion, terdiri dari dua tahapan
yaitu pelarutan dengan asam dan pelarutan dengan basa.
Kedua
macam proses digesti ini dilakukan dalam keadaan tertutup pada suhu terkontrol
(mendidih) dan sedapat mungkin dihilangkan dari pengaruh luar. Penyaringan
harus segera dilakukan setelah digestion selesai, karena penundaan penyaringan
dapat mengakibatkan lebih rendahnya hasil analisa karena terjadi perusakan
serat lebih lanjut oleh bahan kimia yang dipakai untuk bahan yang mengandung
banyak protein sering mengalami kesulitan dalam penyaringan, maka sebaiknya
dilakukan digesti pendahuluan dengan menggunakan enzim.
Serat
kasar sangat penting dalam penilaian kualitas bahan makanan karena angka ini
merupakan indeks dan menentukan nilai gizi makanan tersebut. Selain itu,
kandungan serat kasar dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu proses
pengolahan, misalnya proses penggilingan atau proses pemisahan antara kulit dan
kotiledon, dengan demikian persentase serat dapat dipakai untuk menentukan
kemurniaan bahan atau efisiensi suatu proses. Sedangkan serat makanan adalah
bagian dari bahan yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan.
Serat makanan adalah serat yang tetap ada dalam kolon atau usus besar setelah
proses pencernaan, baik yang berbentuk serat yang larut dalam air maupun yang
tidak larut dalam air.
Mutu
serat dapat dilihat dari komposisi komponen serat makanan, dimana komponen
serat makanan terdiri dari komponen yang larut (Solube Dietary Fiber, SDF), dan
komponen yang tidak larut (Insoluble Dietary Fiber, IDF). Serat yang tidak
larut dalam air ada 3 macam, yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin. Serat
tersebut banyak terdapat pada sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan.
Sedangkan serat yang larut dalam air adalah pectin, musilase, dan gum. Serat
ini juga banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran, dan sereal. Sedangkan gum
banyak terdapat pada akasia.
Ada
beberapa metode analisis serat, antara lain metode crude fiber, metode
deterjen, metode enzimatis yang masing-masing mempunyai keuntungan dan
kekurangan. Data serat kasar yang ditentukan secara kimia tidak menunjukan
sifat serat secara fisiologis, rentang kesalahan apabila menggunakan nilai
serat kasar sebagai total serat makanan adalah antara 10 - 500%, kesalahan
terbesar terjadi pada analisis serealia dan terkecil pada kotiledon tanaman.
Metode
analisis dengan menggunakan deterjen (Acid Deterjen Fiber, ADF atau Neutral
Deterjen Fiber, NDF) merupakan metode gravimetri yang hanya dapat mengukur
komponen serat makanan yang tidak larut. Adapun untuk mengukur komponen serat
yang larut seperti pektin dan gum, harus menggunakan metode yang lain, selama
analisis tersebut komponen serat larut mengalami kehilangan akibat rusak oleh
adanya penggunaan asam sulfat pekat.
Metode
enzimatik yang dikembangkan oleh Asp, et al (1984) merupakan metode fraksinasi
enzimatik, yaitu penggunaan enzim amilase, yang diikuti oleh penggunaan enzim
pepsin pankreatik. Metode ini dapat mengukur kadar serat makanan total, serat
makanan larut dan serat makanan tidak larut secara terpisah. Ternyata dari
hasil penyelidikan memperlihatkan bahwa serat sangat baik untuk kesehatan
,yaitu membantu mencegah sembelit, mencegah kanker , mencegah sakit pada usus
besar, membantu menurunkan kadar kolesterol, membantu mengontrol kadar gula dalam
darah, mencegah wasir , membantu menurunkan berat badan dan masih banyak lagi.
Serat makanan tidak dapat diserap dalam usus halus dan tidak dapat masuk dalam
sirkulasi darah, serat ini akan dibawa oleh usus halus masuk kedalam usus besar
dengan gerakan peristaltik usus. Kehadiran serat pada usus besar ini baik untuk
membantu proses - proses yang terjadi di usus besar. Rata-rata negara didunia
ini menetapkan sebanyak 30 gr kebutuhan akan serat setiap harinya.
Serat
makanan didefinisikan sebagai sisa-sisa skeletal sel-sel tanaman yang tahan
terhadap hidrolisa oleh enzim-enzim pencernaan manusia. Serat makanan sering
juga disebut sebagai ”unavailable carbohydrate” sedangkan yang tergolong
sebagai ”available carbohydrate” adalah gula, pati dan dekstrin, karena zat-zat
tersebut dapat dihidrolisa dan diabsorpsi manusia, yang kemudian di dalam tubuh
diubah menjadi glukosa dan akhirnya menjadi energi atau disimpan dalam bentuk
lemak. Serat makanan ini terdiri dari dinding sel tanaman yang sebagian besar
mengandung 3 macam polisakarida yaitu sellulosa, zat pektin dan hemisellulosa.
Selain itu juga mengandung zat yang bukan karbohidrat yakni lignin (Piliang dan
Djojosoebagio, 2002).
Serat
makanan tidak sama pengertiannya dengan serat kasar (crude fiber). Serat kasar adalah
senyawa yang biasa dianalisa di laboratorium, yaitu senyawa yang tidak dapat
dihidrolisa oleh asam atau alkali. Di dalam buku Daftar Komposisi Bahan
Makanan, yang dicantumkan adalah kadar serat kasar bukan kadar serat makanan.
Tetapi kadar serat kasar dalam suatu makanan dapat dijadikan indeks kadar serat
makanan, karena umumnya didalam serat kasar ditemukan sebanyak 0,2 - 0,5 bagian
jumlah serat makanan.
Serat
makanan hanya terdapat dalam bahan pangan nabati, dan kadarnya bervariasi
menurut jenis bahan. Kadar serat dalam makanan dapat mengalami perubahan akibat
pengolahan yang dilakukan terhadap bahan asalnya. Sebagai contoh, padi yang
digiling menjadi beras putih mempunyai kadar serat yang lebih rendah daripada
padi yang ditumbuk secara tradisionil. Oleh karena itu beberapa waktu yang lalu
muncul dedak padi di pasaran yang dikatakan sebagai obat berbagai macam
penyakit.
Serat
yang berasal dari makanan sesampainya di saluran pencernaan akan mengikat asam
empedu yang sampai ke sana. Sebelum menjalankan tugasnya membantu penyerapan
lemak, asam empedu sudah terikat oleh serat yang kemudian bersama serat
dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk kotoran. Untuk menggantikan asam empedu
yang hilang tersebut, kolesterol dalam tubuh akan dirombak, sehingga makin
banyak serat makin banyak asam empedu yang dibuang, berarti makin banyak
kolesterol yang dikeluarkan dari tubuh, dengan demikian kadar kolesterol dalam
tubuh akan menurun. Lemak dan sterol - sterol lain juga akan lebih banyak
dikeluarkan dari tubuh. Sehingga serat – serat tersebut dapat mencegah
terjadinya penyerapan kembali asam empedu, kolesterol dan lemak.
Serat
dapat berperanan menghalangi penyerapan zat-zat gizi lain seperti lemak,
karbohidrat dan protein. Sehingga apabila makanan mengandung kadar serat yang
rendah maka hampir semua zat-zat gizi tersebut dapat diserap oleh tubuh. Di
samping itu serat makanan dapat mempercepat rasa kenyang. Hal ini disebabkan
karena orang akan mengunyah lebih lama bila dalam makanan terkandung kadar
serat yang tinggi, sehingga sekresi saliva dan cairan gastrik akan lebih banyak
dikeluarkan, yang kemudian kelebihannya akan masuk ke dalam lambung.
MANFAAT
SERAT MAKANAN BAGI KESEHATAN KITA :
Piliang
dan Djojosoebagio (2002), mengemukakan bahwa yang dimaksudkan dengan serat
kasar ialah sisa bahan makanan yang telah mengalami proses pemanasan dengan
asam kuat dan basa kuat selama 30 menit yang dilakukan di laboratorium. Dengan
proses seperti ini dapat merusak beberapa macam serat yang tidak dapat dicerna
oleh manusia dan tidak dapat diketahui komposisi kimia tiap-tiap bahan yang
membentuk dinding sel. Oleh karena itu serat kasar merendahkan perkiraan jumlah
kandungan serat sebesar 80% untuk hemisellulosa, 50-90% untuk lignin dan 20-50%
untuk sellulosa.